Kuliah Umum ISBI Tanah Papua Ekologi Seni dalam Cipta Ruang Kreatif
admin web | 13 September 2023 | Dibaca 259 kali |

ayapura, Pada Hari Rabu tanggal 13 September 2023 bertempat di Gedung Hotel Horison Abepura, ISBI Tanah Papua Kembali melakukan Kuliah Umum dengan Tema “Ekologi Seni dalam Cipta Ruang Kreatif”. Pada kuliah umum T.A. 2023/2024 Ganjil ini ISBI Tanah Papua mengundang Dua orang Dosen tamu dari luar kampus ISBI Tanah Papua sebagai narasumber.  Narasumber Pertama  adalah Fitrya Ali Imron, M.Pd. (Dosen Institut Agama Negeri Bone) dengan materi Proses Kreatif (Pendidikan Seni), S. Sophiyah K., M.Sn. (Praktisi Seni) dengan materi Potensi Riset Artistik dan Pertunjukan Partisipatif berbasis ekologis . Selain Dosen tamu  pada kuliah umum ini juga menghadirkan Dosen dan tendik dari ISBI Tanah Papua sebagai narasumber yakni Dr. Yunus Wafom, S.Pd.M.Si. selaku WR II ISBI Tanah Papua membawa materi “5S Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun”, juga narasumber dari Satgas PPKS ISBI Tanah Papua Yanes Koyari, M.Sn (Dosen Kriya Seni) dan Gustina T.Lubis (Tendik) dengan materi “Peranan Satuan Tugas  PPKS Untuk memerdekakan kampus dari kekerasan seksual khususnya dilingkungan ISBI Tanah Papua.




Rektor ISBI Tanah Papua Dr. I Dewa Ketut Wicakana, SSP., M.Hum Selaku Rektor ISBI Tanah Papua dalam sambutannya yang sekaligus membuka kuliah umum ini mengatakan "Ekologi Seni dalam Cipta Ruang Kreatif" adalah konsep yang menghubungkan seni dengan ekologi dan lingkungan sosial di sekitarnya. Konsep ini menciptakan pemahaman bahwa seni bukanlah entitas yang terisolasi, tetapi merupakan bagian dari ekosistem yang lebih besar yang mencakup budaya, lingkungan, masyarakat, dan alam.

Mengapa ini penting? Karena ISBI Tanah Papua memiliki tanggung jawab unik untuk merawat dan memajukan seni dan budaya di kawasan Timur Nusantara ini. ISBI Tanah Papua adalah penjaga budaya, yang melalui seni, merayakan kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang luar biasa di sekitar kita. Dalam cipta ruang kreatif kita, kita memungkinkan keberlanjutan budaya ini, menghidupkannya, dan menginspirasi generasi mendatang untuk melanjutkannya.

Selain itu, ekologi seni juga membuka pintu untuk menjawab tantangan-tantangan global seperti perubahan iklim, keragaman budaya, dan konflik sosial. Seni memungkinkan kita untuk merangkul perbedaan, mendengarkan cerita-cerita yang berbeda, dan berkolaborasi dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip ekologi seni dalam cipta ruang kreatif, kita akan memimpin perubahan dan merintis jalan bagi perkembangan seni dan budaya yang inklusif, berkelanjutan, dan inspiratif. Saya sangat yakin bahwa melalui dedikasi, kerja keras, dan imajinasi, ISBI Tanah Papua akan terus menjadi pusat keunggulan seni dan budaya di kawasan Timur Nusantara ini. Hal ini sangat sejalan dengan kebijakan besar Kemendikbudristek yakni MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka).

Di Akhir sambutannya Rektor ISBI Tanah Papua mengundang semua Civitas Akademika ISBI Tanah Papua untuk bergabung dalam perjalanan ini. Mari kita bersama-sama menjelajahi ekologi seni dalam cipta ruang kreatif kita, dan melalui seni, kita akan membuka pintu untuk memahami dunia dengan lebih mendalam, merayakan warisan kita yang kaya, dan menciptakan masa depan yang cerah untuk seni dan budaya.

 



Setelah pemaparan materi oleh narasumber berakhir, sesi selanjutnya adalah diskusi antara narasumber dengan peserta. Seluruh peserta dapat menanyakan tentang apapun yang terkait dengan materi dan pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab secara mendetail oleh narasumber. Pada kesempatan tersebut, terlihat bahwa para peserta dosen dan mahasiswa sangat antusias untuk melakukan diskusi dengan narasumber. Hal tersebut menunjukkan bahwa materi yang diberikan oleh narasumber cukup memotivasi para peserta kuliah umum ini.

 

Masuk ke penghujung acara setiap sesi pemaparan materi kuliah umum yaitu sesi pemberikan sertifikat apresiasi dan cenderamata kepada pemateri yang diberikan langsung oleh rektor ISBI Tanah Papua dan dilanjut dengan foto bersama.